Thursday, February 16, 2012

Sejarah Mungkin Saja Berulang


Beberapa dibulan januari-februari ini, saya begitu banyak melakukan perjalanan. Perjalanan yang ndak penting sama sekali sebenarnya untuk diceritakan. Apalagi sampai ditulis diblog dan mungkin dibaca oleh orang, alangkah sangat tidak mbois dan kelihatan saya menjadi ababilers yang gemar curhat di dunia maya, menyampah disembarang tempat. 

Yah...perjalanan hampir mengelilingi jawa, dengan tujuan yang tidak jelas dan kadang hanya asal pergi tanpa tahu arah dan tujuan, mengenal banyak orang, mengenal banyak kebiasaan, mensyukuri masa muda dengan sebanyak-banyaknya melakukan perjalanan, ataupun hanya sekedar mengobati rasa penasaran dan gundah tentang sebuah mimpi....kalau saya kepengen punya pekerjaan yang sering pergi kemana-mana :berdoa.

Masih cerita perjalanan, saya menemui beragam manusia, manusia yang tiba-tiba berbicara akrab tanpa saya tahu maksudnya, yang menghisap rokok tanpa peduli dengan penumpang sebelahnya didalam bus penuh sesak yang berjalan seperti keong hamil, atau orang timur sana yang begitu galak dengan yang lain, namun sepanjang perjalanan bercerita dengan saya dengan senyum mengambang, sungguh indah bukan sandiwara dunia yang ditampilkan Tuhan?.

Tuhan...hanya itu kata yang selalu saya ingat, bahwa percikan Rahman dan RahimNya selalu melingkupi perjalanan saya, bertemu banyak guru, bertemu banyak saudara baru, melihat dan merasakan senyum tulus dipelosok negeri ini, mendapat saudara yang ikhlas mencucikan celana dalam saya :p.

Dan hari ini, malam ini, saya merasa begitu terasing, saya merasa begitu terbuang, menjadi manusia yang tak mempunya harga dan daya tawar bahkan untuk sekedar sapaan. Manusia yang terlupakan oleh kenyataan nasib yang memang harus diterima. 

Diri ini tak pernah terdidik untuk ngoyo woro menuding hidung manusia lupa diri, diri ini tak pernah diajar untuk menunjuk dada menyombongkan apa yang telah diperbuatnya kepada sesama, dilupakan atau terlupa adalah fitrah bagi kita semua, kesadaran yang selalu saya renungkan acapkali mengingat tentang dia.

Yang baik pasti akan terlihat baik, ditimbun seberapa buruknya cap buruk bagi dirinya, yang buruk akan terlihat buruk, dipoles berjuta juta cap kebaikan bagi dirinya. 

Tulisan ini lebai, tulisan ini narsis atau apalah...terserah pembaca yang menilai. Lewat tulisan ini saya ingin menyampaikan apa yang menjadi beban. Beban yang tiba-tiba menjadi berat di pundak saya, tentang sebuah ikrar, "waktu yang akan menjawab".

Selamat...congrats...atas hal baru dalam hidupmu, semoga barokah, semoga bermanfaat, doaku selalu yang terbaik untukmu. Janjiku "bahagiamu bahagiaku juga".

Terima kasih Tuhan...atas mimpi itu, sungguh aku tak ingin memutus tali yang pernah tersambung Tuhan. 

No comments: