Monday, May 21, 2012

4 Nasehat Kejujuran


       Terlahir sebagai anak lelaki, anak mbarep, cucu pertama, anak yang terlahir diantara saudara-saudara perempuan Ibu, saya begitu dimanjakan dulu, hampir bisa dikatakan saya tidak pernah turun ke tanah, karena selalu berpindah-pindah gendongan perempuan yang ada disekitar saya. Mungkin itu salah satu faktor yang membuat saya telat berjalan dibanding anak sesuaia saya dulu :malu:.

Sebagai anak manja, kegiatan apapun selalu ada Ibu disamping saya, mulai dari makan, sampai tidurpun harus ada Ibu, dan favorit saya adalah tidur sore setelah Ibu pulang dari pasar, karena saya sering sulit tidur sore Ibu dulu suka bercerita dan favorit saya adalah cerita Kanjeng Nabi SAW, sewaktu beliau kecil.

Cerita Ibu yang menggambarkan beliau yatim piatu, yang sedari kecil menggembalakan domba, yang prihatin tanpa ayah ibu, beliau yang berakhlak mulia, menghormati yang tua, dan sayang kepada teman sebayanya, beliau yang selalu jujur kepada siapapun.

Pelajaran kejujuran pertama yang saya terima melalui Ibu, dengan cerita pengantar tidur tentang Kanjeng Nabi.

      Setelah tidak sering ngompol dan mulai bisa bersosialisasi dengan temen-teman sebaya (saya dulu sangat penakut dan pemalu, sehingga ke acara mantenanpun saya menangis meraung-raung karena takut dengan pengantin yang di rias :p), saya diizinkan ke masjid dengan antar jemput pulang pergi :D.

Saat indah dan menyenangkan saya ke masjid adalah sewaktu puasa, tidak ada acara mengaji sehabis sholat, tidak ikut tarawih sehingga puas bermain, dan banyak makanan jaburan setelah tarawih :p.

Setelah sholat tarawih selesai, anak-anak merubung beduk yang ditabuh para pemuda besar untuk mengiringi wujudan (pembacaan sifat wajib, jaiz Allah dan Kanjeng Nabi), dan saya menari dan berkejaran kegirangan di halaman masjid dengan anak-anak lain.

Dari wujudan itu yang selalu saya hafalkan adalah Sidiq, karena itu namaa teman saya dan menjadi bahan olokan saat orang-orang tua yang wujudan sedang menyebut itu, setelah acara wujudan dan jaburan selesai, kami ditegur oleh mbah yai karena meledek nama sidiq, dan beliau menjelaskan kalau Sidiq adalah salah satu sifat wajib Rosululloh yang artinya terpercaya.

"Anak-anak tidak boleh berbohong mengaku puasa padahal siang harinya dia makan sisa saur tadi malam karena tidak kuat berpuasa, seperti Kanjeng Nabi yang selama hidupnya tidak pernah berbohong" begitu tutur mbah yai.

Pelajaran kedua yang saya terima tentang kejujuran dari mbah yai.


       SMP saya harus pergi ke luar kota, perasaan gundah gulana dan takut berpisah dengan teman dan keluarga saya rasakan sebelum berangkat, hingga pada jam berangkat saya masih mengunci diri di kamar karena ndak mau pergi.

Hingga akhirnya nenek datang dan membujuk saya untuk berangkat sekolah dengan bujukan yang membuat saya selalu kangen beliau (Allahummaghfirlaha nek :), dan sangu yang membuat saya berbinar-binar karena cukup untuk membeli sepatu baru.
         
"Wes mangkat...Bismillah, embah nyangoni doa, dadi bocah sek jujur, temen, sek prihatin anggonmu sinau" air mata beliau menetes, dan sayapun melangkah mantap.

Pelajaran ketiga tentang kejujuran yang saya dapat dari nenek terkasih saya.

      "Ojo lali sholate" begitu pesan ibu setiap kali saya pamit pergi merantau, singkat, padat, dan selalu berulang setiap saya pamit, setelah menempuh jarak ribuan kilo dan dirumah hanya kadang tak lebih dari 2 jam.

Dan saya selalu hanya manggut-manggut, mencium pipi dan tangan ibu dan kemudian pamit pergi.

Pelajaran keempat tentang kejujuran dari Ibu, mengandung berjuta arti dan konsekuensi.

Saya bukan orang cerdas dan pintar dengan berbagai teori ajaib di meja sekolah, yang saya pahami cuma nasihat sederhana tentang hidup, hidup adalah kejujuran.

Saya bisa berkata bahwa saya berlaku jujur kepada nenek (sebelum almarhum), saya bisa berkata bahwa saya berpuasa kepada mbah yai, saya bisa ndubus matur sama Ibu kalau saya selalu sholat, tapi saya yakin kalau selalu ada Malaikat Roqib dan Atid yang mencatat apa yang saya katakan dan lakukan, dan Allah yang menyaksikannya.

Kalau kejujuran adalah jujur kepada diri sendiri, jujur kepada orang lain, dan jujur kepada Allah.

Depok, 21 Mei 2012
        

Thursday, April 26, 2012

Keadilan Pelacur Sang Lady Justice


Dalam legenda Yunani kuno terdapat kisah tentang Dewi Themis tentang keadilan yang coba dihadirkan manusia sebagai sebagai wakil Tuhan di muka bumi. 

Themis dalam mitologi Yunani adalah salah seorang Titan wanita yang memiliki hubungan dekat dengan Zeus. Ia memiliki Anak Horae dan Astraea dari Zeus. Ia juga ada di Delos untuk menyaksikan kelahiran Apollo. 

Themis berarti Hukum alam. Ia adalah tubuh dari aturan, hukum, dan adat. Kemudian, ia juga digambarkan mengenakan tutup mata. Ini dimaksudkan untuk mengindikasikan bahwa keadilan harus diberikan secara objektif tanpa pandang bulu, blind justice & blind equality.

Saya tertarik membaca kisah tentang Dewi Themis, dewi wujud keadilan yang coba dihadirkan manusia ke bumi, setelah semalem tidak bisa tidur tenang mendengar orang iseng atau orang yang terlampau sibuk sehingga siang hari tak ada waktu untuk sekedar mengecek seberapa kenceng gas sepeda motor.

Dongkol setengah mati saya mendengar orang iseng itu, dengan amarah meluap (lebay abies...:D) saya mencoba menelusuri dari mana asal suara itu datang, dan ternyata suara itu datang dari samping pos satpam, ada 3 orang sedang mengerumuni motor dan sayapun langsung istighfar sebelum semua makian binatang saya alamatkan :(.

Entah apa yang dipikirkan pak satpam, entah apa pak satpam malam tadi sedang tuli, atau jangan-jangan itu pak satpam sendiri (saya melihat dari jauh jadi tidak jelas pelakunya), atau itu kenalan pak satpam atau itu saudara pak satpam saya tidak tahu, yang jelas pak satpam tidak mungkin tidak mendengar atau tidak tahu ada kegiatan ilegal yang sangat mengganggu itu.

Ingatan saya kembali ke beberapa hari yang lalu, lelah setelah beberapa lama dijalan, kami mampir sebentar duduk dikantin, merokok dan ngobrol ringan tentang perjalanan tadi, di ruang tamu ada beberapa orang ngobrol juga, dan tiba-tiba musik yang mereka putar bersuara kencang namun langsung dimatikan, pak satpam yang kebetulan dengar langsung menegor mereka dan ngomong gak jelas panjang lebar :nohope:.

Dari dua peristiwa diatas, saya membandingkan, tidak mungkin pak satpam tidak mendengar suara motor yang dari jarak 50an meter masih keras dikuping dengan durasi yang sampai berjam-jam dan kondisi TKP yang ada disamping pak satpam, dibanding musik yang keras tapi berdurasi tak ada 5 detik dan kondisi TKP yang sama. 

Saya tidak ingin menunjuk hidung pak satpam sebagai pemegang justice, tapi sebagai pemegang hak untuk menegakkan keamanan dan kenyamanan penghuni telah berlaku tidak menutup mata saat memegang timbangan, beliau tidak berlaku objektif memutuskan kedua perilaku yang sebenarnya tidak bisa diperbandingkan walau mempunyai kesamaan sifat.

Atau ini hanya bagian dari fenomena gunung es, bahwa keadilan itu sangat naif untuk diperbincangkan dan diputuskan manusia, bahwa keadilan di negeri ini bisa dibeli oleh recehan dan jabatan. Menelisik dari berbagai peristiwa ditanah air, yang ujung-ujungnya hanyalah permainan semu untuk menutupi fakta sesungguhnya demi langgengnya kepentingan.

Sudah matikah Lady Justice itu, sudah tak adakah remah-remah sisa warisan keadilannya? sehingga pak satpam saja sudah merasa menjadi petinggi, dan memperlakukan Lady Justice menjadi pelacur. Pelacur yang akan dipakai kalau ada yang membayarnya :)


Monday, April 23, 2012

Ma Anta Ya Syaikh? Malam kelabu.


Lelah..., jarum panjang jam warisan pendahulu menunjukkan angka 6 dan jarum pendek yang dijepit angka 10 dan 11, bunyi dentang sekali dan tarikan nafas lega keluar dari hidung kami. Lelah, umek, lesuh, segala beban yang daritadi ditahan kini keluar sudah, bau keringat bercampur asap rokok segera memenuhi ruangan kecil dan pengap, denting suara gelas berisi minuman penambah stamina beradu dengan lantai...dan saya segera pergi, sebelum perintah lanjutkan datang :D

Gang kecil yang ramai, lalu lalang pencari hidangan malam, atau manusia yang hanya aktif di malam hari, siang harinya? mbabu seharian, atau paling tidak, membuat pulau impian di bantal bau iler karena kemprohnya sang empunya. Namun malam ini gang berbeda, banyak pak haji dan bu haji bertebaran dimana-mana dan mendadak saya seperti laron diantara banyaknya kupu-kupu.

Saya agak ndak enak hati melangkah membelah lautan putih itu sehingga mencari jalannya para makhluk njijiki berwarna hitam, namun apa daya tikus kali ini agak tidak bersahabat dengan manusia karena mereka selalu dimusuhi, sehingga jalan yang biasanya mereka pergunakanpun diblokade demi tuntutan kesetaraan makhluk Tuhan. Entahlah...karena saking lelahnya dan ditambah panik, saya berhalusinasi tikus sedang memblokade jalan sambil memasang beribu cindil tikus ditengah jalan :nohope:.

Belum genap kesadaran pulih, sesosok pak haji itu mendorong saya ke pinggir jalan dan hampir mampir ke rumahnya Pak Tikus di got-got bau wece yang dari jarak sepelemperan batu masih tercium. Mau marah, mau mbales, mau ngaplok...jelas ndak punya daya kekuatan saya, akhirnya saya cuma misuh istighfar, setelah rombongan pak haji galak itu dibelakangnya ada iring-iringan mobil kinclong dan pastinya mahal karena sampai sekarang saya belum punya :p. 

Dengan tongkat menyala pak haji galak itu menyibak jalan melancarkan iring-iringan rombongan mobil itu, saya? saya hanya mlongo...karena ternyata di mobil urutan ke tiga didalamnya ada bidadari yang secara tidak sengaja kami (saya dan dia) saling berpandangan mata :ngiler.

Saya lelah..sudah tak ada lagi tenaga untuk rasa penasaran apa yang sebenarnya terjadi, bungkusan nasi goreng seafood langganan segera dibuka, musik campursari ngoplo segera mengalun, dan saya berhasil lupa dengan kejadian tadi sampai ada tabuhan rebana bertalun-talun, kembang api yang rasanya ada disamping kuping saya, dan suara Sholawat Nabi yang tiba-tiba ndak enak didengar.

Headset terpasang, musik dikencangkan, semua pintu dan jendela tertutup dengan rapat, saya menahan ngilu yang tiba-tiba datang nyeri di dada, dengan segenap rasa saya mengintip dari celah jendela, dan astaga....bukannya orang itu yang dari minggu kemaren ramai kita bincangkan karena tuduhan ho ho hi hi.

Andai Rosululloh SAW semasa hidupnya dulu direkam, mungkin malam ini tidak saya sebut malam kelabu :(


#poto dicomot secara tidak sah dari google.

Friday, March 23, 2012

Download Ebook gratis

Malam ini iseng-iseng ngecek email, barangkali ada email penting yang gak sengaja masuk spam (suer...ini saya sengaja menyombongkan diri :p), dan ditengah runtinitas saya iseng membuka sepintas email dari bookboon, aneh ya namanya...tapi mas bookboon ini ternyata baik hati loh :D


Alkisah ternyata saya pernah mendaftar di situsnya mas bookboon ini, dan karena mas bookboonnya baik hati saya selalu dikirim update buku barunya, buku yang free alias gratis, dan ebook pula :p.

Yap...sampeyan dapat mendownload buku gratis alias ebook free di situsnya mas bookboon ini, cuma bahasa ebooknya memang bahasa inggris, jadi memang perlu kamus untuk membacanya apalagi untuk kelas saya yang memang bodo :D.

Ok lets go jadi ini situsnya mas bookboon itu, ini situsnya saudara-saudara...http://bookboon.com/

Di situsnya mas bookboon ini, sampeyan bisa memilih mencari dengan fasilitas search, dan karena harga buku memang mahal...tentu ndak semua buku ada dan full gratis yak :p.

Setelah ketemu bukunya atau sampeyan mau browsing-browsing kedalam situsnya mas bookboon dan kebetulan menemukan ebook yang sesuai silahkan di download, cukup masukin email wae kok, cekidot mas bro :)

Cukup sekian mas bro dan mbak ayu...
Ayo banyak membaca, kata pak guru dulu...Membaca itu pintunya dunia loh, entah dunia apa.

Wednesday, March 14, 2012

Anak Haram tanpa Jadah

Istiarahat siang ini, bisa disebut ini bukan istirahat siang...karena saya memutuskan tidak mangkat mbabu karena kawanen dan dapat sarapan gratis telpon setengah jam yang intinya saya mau dipecat kalo terus menerus telat dan tidak masuk :D (gak patheken :p)

Sarapan gratis diikuti dengan list kerjaan tambahan by online yang tentunya saya terima dengan lapang dada sumpah serapah, tapi ya sudahlah...nasipe dadi buruh, dan seiring naiknya matahari sepenggalah...saya memohon kepadaNya dan berjanji "Suatu saat saya harus jadi bos, dan tidak akan menjadi bos seperti dia".

Sambil clingak-clinguk menanti pegawai yang ndak dateng lagi, saya iseng-iseng mbuka internet, searching ini itu untuk menyelesaikan pekerjaan, dan kadang-kadang buka bokep situs yutub untuk memuter campursari musik favorit saya dikala penat.

Oh ya...saya juga suka berforum untuk eyel-eyelan ndak mutu, suka mbaca berita biar tambah pinter, suka ceting hiha hihi ndak jelas biar ndak dikira orang stres, suka otak atik ndak penting untuk memenuhi rasa penasaran.

Disela-sela kesibukan ndobos dengan kawan yang tiba-tiba mak jegaguk dateng dengan muka lusuh, saya iseng-iseng mbuka forum dan threads mengguncang rasa penasaran saya temukan "MK Buka Kotak Pandora Legalitas Zina", yang intinya memperosoalkan keputusan Mahkamah Kosntitusi tentang Anak di Luar Nikah.

"Putusan MK membuka kotak pandora pemikiran dan prilaku sebagian orang melakukan hubungan di luar perkimpoian karena tidak perlu mengkhawatirkan masa depan anak. Terutama kekhawatiran dari pihak perempuan penzina," tukas Ma`ruf, di Gedung MUI, Jakarta, Selasa, (13/3).

Ini petikan berita dari majalah gatra tentang MUI yang mengkhawatirkan keputusan MK sebagai pintu "legalisasi zina", dan ingatan saya terlempar ke kampung jauh disana...

"kamu tahu ndak kalo dia itu anak jadah" temen saya nyrocos tentang status cewek yang kami perbincangkan pagi itu, cewek cakep, smart, dulu selalu rangking satu dikelas kami dan tentunya alim.

"anak jadah?, semacam anak yang dilahirkan dari jadah(penganan dari ketan) gitu ya" tanya saya yang memang pilon dan kapasitas otak DOS.

"dasar katrok, dasar ndak pernah sekolah" lho...temen saya malah marah-marah mendengar pertanyaan saya, "anak jadah itu anak haram, anak yang dilahirkan diluar ikatan pernikahan alias anak zina" "paham ndul?, kalo belum paham sini tak kocoke sek ndas peyangmu kui" dia semakin nrocos setelah saya hanya mlongo.

"lah kenapa dia disebut anak jadah, anak haram? bukankah semua bayi terlahir sama sucinya, dan kenapa dia dinamakan anak haram?" saya agak ndak terima karena saya memang pernah menyukainya :p.

"sesat..anak haram ya anak haram, anak haram itu ndak punya hak waris dari ayah, ndak punya hubungan mahrom dengan ayah, dan hanya dengan ibunya saja dia bermahrom dan punya hak waris, dia lahir karena kecerobohan dan kebodohan orang tuanya yang gampang buka paha sama sama obral manuk tanpa ijab sah, walaupun diwaktu kemudian mereka berdua menikah karena LKMD" teman saya saking semangatnya sampai OOT dan gemrobyos kringetnya.

"kok malah oot to, berarti dalam islam mengenal dosa warisan to, yang salah kan bapak ibunya...kok anaknya yang disebut haram, bukan manuk bapaknya saja yang disegel haram" saya ikutan esmosi juga :D.

"ngene cah bagus..."kalo sudah gini temen saya emosinya sudah tinggi sekali :D "memang sebenarnya sebutan haram atau anak jadah itu ndak ada dalam islam, itu hanya dari orang-orang kita sebagai saknsi sosial kepada yang bersangkutan dan sampai hari ini malah gladrah ndak jelas yang akibatnya malah anak yang kena getah" asep rokoknya tebal terhembus keluar.

"memang sungguh menyakitkan ketika kita yang ndak tahu apa-apa terkena dosa yang dinikmati orang lain, apalagi anak kecil yang memang belum tahu dosa, mendapat stigma buruk dan bisa saja ejekan dan hinaan dari teman sepermainan" "sanksi sosial yang memang pada awalnya ditujukan kepada pelaku agar jera dan menjadi pelajaran bagi yang lain bergeser menjadi bahan olok-olok dan stigma ndak mutu untuk orang yang tak berdosa".

"agama tetaplah agama cah bagus...aturan itu sebagai pagar agar yang lain ndak mencontoh perilaku buruk itu yang berakibat anak turunnya ndak mendapat hak secara agama sebagaimana anak yang terlahir dari rahim pernikahan" nafasnya berat tanda lego.

"okelah kenyataan berbicara seperti itu, trus memang kenapa kalau aku suka sama dia, kamu naksir dia juga ya?" bloon saya memang parah, ndak sensi blas, hampir saya terjengkang terkena jurus kunyuk nyolong jambunya dia.

"kenyataan dia anak haram jadah itu memang ndak banyak yang tahu cah bagus...tapi itu akan sendirinya terbuka kalau kamu jadi menikah dengan dia, karena anak haram jad...

"bocah sableng, kok kamu masih bilang dia anak haram :mad:, bukankah kamu sudah nrocos kalo itu salah gladrah ora jelas" omongan dia tak stop dengan protes sengit saya.

"ok..ok sori mas bro, karena anak hasil hubungan di luar nikah itu walinya ibunya, bukan bapak atau lelaki seperti pada umumnya dan semua orang otomatis tahu kalau akad nikah seperti itu perempuannya anak diluar nikah" "opo bapak ibumu, saudara-saudaramu mau menerima mantunya anak di luar nikah dan anak kakungnya ini mendapat calon istri anak har...eh..di luar nikah", lama otak saya mencerna.

"dan dapurmu sendiripun aku yakin gak setegar itu mau membuang wajah kepada teman-teman saat akad nikah" "inilah sanksi sosial, untuk peringatan bagi yang lain agar jangan sampai melakukan perbuatan terkutuk itu, karena konsekuensinya akan merembet luas bukan hanya kepada pribadi masing-masing pelaku" dia beranjak pergi..sawah tegal menunggu unutuk diolah dengan tangan dia yang perkasa :)

Saya tersadar, sampai sekarang saya belum sepenuhnya memahami ilmu hikmah dari teman mbois saya itu, telpon berdering keras....dan saya ditagih pekerjaan. Sayapun pura-pura sedang diruang perawatan dokter gigi :D

Hubungannya dengan MK, saya ulas di postingan selanjutnya ya...saya sudah lemes ndak bertenaga karena belum makan dan akibatnya tulisannya ndak mutu :kabur:

Tuesday, February 21, 2012

Life With Humor is Awesome

Pernahkah sampeyan berfikir hidup anda ndak enak, hidup anda ndak mbois, hidup anda ndak karu-karuan genahnya?

Ya, saya sedang dan selalu berfikir seperti itu, saya selalu berfikir tentang hidup saya yang ndak temoto pisan, siang jadi malam, malam jadi siang, siang jadi siang malam (Rumah makan padang banget kalo yang ini...)

Memang sih...sempitnya fikir membuat segalanya tampak terbatas, yang baik berubah menjadi terburuk karena melihat sesuatu hanya dari satu sudut pandang, atau karena banyaknya sudut pandang membuat bias segalanya.

Hubungannya dengan gambar ?

Iseng-iseng saya melihat situs gambar yang ditunjukkan temen, dan nemuin gambar itu masih berada dipostingan teratas. Saya pandangi lama, otak lelet sayapun mulai bekerja menganalisa. Kenapa kura-kura menganggap dirinya terbang padahal dia cuma menghadap keatas?. Padahal kura-kura kalau tubuhnya menghadap keatas dengan cangkangnya menyentuh bumi akan kesulitan untuk kembali seperti semula?


Yang terpikir oleh saya kemudian adalah sikap positif ! aneh banget kan saya...lihat gambar seperti itu saja langsung sok filosof :(


Betapa tidak enaknya hidup kura-kura itu saya bayangkan, sudah tubuhnya terbalik, tau hidupnya di air eh dia  bersyukur kepada Tuhan kalau dia bisa terbang. Itu kan cuma gambar...terserah sampeyan :p.


Satu hal yang tidak saya punya untuk saat ini, saya terlalu sibuk untuk menunduk, mengais remah-remah yang tercecer dijalanan, lupa kalau saya seorang khalifah..seorang manusia yang diberkahi akal oleh Tuhan. Selayaknya pulalah saya bersikap seperti manusia, berbuat seperti manusia, berjalan tegap dan menatap kedepan.


Setidak-tidak enaknya hidup saya, pasti masih ada yang lebih tidak enak dibanding saya (ngayem-ayem ati...), kalaupun bintang tak tergayuh minimal saya bukan cebol yang hanya bisa bermimpi.


Bismillah tawakkaltu Alallah...SAYA BUKAN CEBOL GAYUH LINTANG!!!!.

Thursday, February 16, 2012

Sejarah Mungkin Saja Berulang


Beberapa dibulan januari-februari ini, saya begitu banyak melakukan perjalanan. Perjalanan yang ndak penting sama sekali sebenarnya untuk diceritakan. Apalagi sampai ditulis diblog dan mungkin dibaca oleh orang, alangkah sangat tidak mbois dan kelihatan saya menjadi ababilers yang gemar curhat di dunia maya, menyampah disembarang tempat. 

Yah...perjalanan hampir mengelilingi jawa, dengan tujuan yang tidak jelas dan kadang hanya asal pergi tanpa tahu arah dan tujuan, mengenal banyak orang, mengenal banyak kebiasaan, mensyukuri masa muda dengan sebanyak-banyaknya melakukan perjalanan, ataupun hanya sekedar mengobati rasa penasaran dan gundah tentang sebuah mimpi....kalau saya kepengen punya pekerjaan yang sering pergi kemana-mana :berdoa.

Masih cerita perjalanan, saya menemui beragam manusia, manusia yang tiba-tiba berbicara akrab tanpa saya tahu maksudnya, yang menghisap rokok tanpa peduli dengan penumpang sebelahnya didalam bus penuh sesak yang berjalan seperti keong hamil, atau orang timur sana yang begitu galak dengan yang lain, namun sepanjang perjalanan bercerita dengan saya dengan senyum mengambang, sungguh indah bukan sandiwara dunia yang ditampilkan Tuhan?.

Tuhan...hanya itu kata yang selalu saya ingat, bahwa percikan Rahman dan RahimNya selalu melingkupi perjalanan saya, bertemu banyak guru, bertemu banyak saudara baru, melihat dan merasakan senyum tulus dipelosok negeri ini, mendapat saudara yang ikhlas mencucikan celana dalam saya :p.

Dan hari ini, malam ini, saya merasa begitu terasing, saya merasa begitu terbuang, menjadi manusia yang tak mempunya harga dan daya tawar bahkan untuk sekedar sapaan. Manusia yang terlupakan oleh kenyataan nasib yang memang harus diterima. 

Diri ini tak pernah terdidik untuk ngoyo woro menuding hidung manusia lupa diri, diri ini tak pernah diajar untuk menunjuk dada menyombongkan apa yang telah diperbuatnya kepada sesama, dilupakan atau terlupa adalah fitrah bagi kita semua, kesadaran yang selalu saya renungkan acapkali mengingat tentang dia.

Yang baik pasti akan terlihat baik, ditimbun seberapa buruknya cap buruk bagi dirinya, yang buruk akan terlihat buruk, dipoles berjuta juta cap kebaikan bagi dirinya. 

Tulisan ini lebai, tulisan ini narsis atau apalah...terserah pembaca yang menilai. Lewat tulisan ini saya ingin menyampaikan apa yang menjadi beban. Beban yang tiba-tiba menjadi berat di pundak saya, tentang sebuah ikrar, "waktu yang akan menjawab".

Selamat...congrats...atas hal baru dalam hidupmu, semoga barokah, semoga bermanfaat, doaku selalu yang terbaik untukmu. Janjiku "bahagiamu bahagiaku juga".

Terima kasih Tuhan...atas mimpi itu, sungguh aku tak ingin memutus tali yang pernah tersambung Tuhan.