Monday, May 21, 2012

4 Nasehat Kejujuran


       Terlahir sebagai anak lelaki, anak mbarep, cucu pertama, anak yang terlahir diantara saudara-saudara perempuan Ibu, saya begitu dimanjakan dulu, hampir bisa dikatakan saya tidak pernah turun ke tanah, karena selalu berpindah-pindah gendongan perempuan yang ada disekitar saya. Mungkin itu salah satu faktor yang membuat saya telat berjalan dibanding anak sesuaia saya dulu :malu:.

Sebagai anak manja, kegiatan apapun selalu ada Ibu disamping saya, mulai dari makan, sampai tidurpun harus ada Ibu, dan favorit saya adalah tidur sore setelah Ibu pulang dari pasar, karena saya sering sulit tidur sore Ibu dulu suka bercerita dan favorit saya adalah cerita Kanjeng Nabi SAW, sewaktu beliau kecil.

Cerita Ibu yang menggambarkan beliau yatim piatu, yang sedari kecil menggembalakan domba, yang prihatin tanpa ayah ibu, beliau yang berakhlak mulia, menghormati yang tua, dan sayang kepada teman sebayanya, beliau yang selalu jujur kepada siapapun.

Pelajaran kejujuran pertama yang saya terima melalui Ibu, dengan cerita pengantar tidur tentang Kanjeng Nabi.

      Setelah tidak sering ngompol dan mulai bisa bersosialisasi dengan temen-teman sebaya (saya dulu sangat penakut dan pemalu, sehingga ke acara mantenanpun saya menangis meraung-raung karena takut dengan pengantin yang di rias :p), saya diizinkan ke masjid dengan antar jemput pulang pergi :D.

Saat indah dan menyenangkan saya ke masjid adalah sewaktu puasa, tidak ada acara mengaji sehabis sholat, tidak ikut tarawih sehingga puas bermain, dan banyak makanan jaburan setelah tarawih :p.

Setelah sholat tarawih selesai, anak-anak merubung beduk yang ditabuh para pemuda besar untuk mengiringi wujudan (pembacaan sifat wajib, jaiz Allah dan Kanjeng Nabi), dan saya menari dan berkejaran kegirangan di halaman masjid dengan anak-anak lain.

Dari wujudan itu yang selalu saya hafalkan adalah Sidiq, karena itu namaa teman saya dan menjadi bahan olokan saat orang-orang tua yang wujudan sedang menyebut itu, setelah acara wujudan dan jaburan selesai, kami ditegur oleh mbah yai karena meledek nama sidiq, dan beliau menjelaskan kalau Sidiq adalah salah satu sifat wajib Rosululloh yang artinya terpercaya.

"Anak-anak tidak boleh berbohong mengaku puasa padahal siang harinya dia makan sisa saur tadi malam karena tidak kuat berpuasa, seperti Kanjeng Nabi yang selama hidupnya tidak pernah berbohong" begitu tutur mbah yai.

Pelajaran kedua yang saya terima tentang kejujuran dari mbah yai.


       SMP saya harus pergi ke luar kota, perasaan gundah gulana dan takut berpisah dengan teman dan keluarga saya rasakan sebelum berangkat, hingga pada jam berangkat saya masih mengunci diri di kamar karena ndak mau pergi.

Hingga akhirnya nenek datang dan membujuk saya untuk berangkat sekolah dengan bujukan yang membuat saya selalu kangen beliau (Allahummaghfirlaha nek :), dan sangu yang membuat saya berbinar-binar karena cukup untuk membeli sepatu baru.
         
"Wes mangkat...Bismillah, embah nyangoni doa, dadi bocah sek jujur, temen, sek prihatin anggonmu sinau" air mata beliau menetes, dan sayapun melangkah mantap.

Pelajaran ketiga tentang kejujuran yang saya dapat dari nenek terkasih saya.

      "Ojo lali sholate" begitu pesan ibu setiap kali saya pamit pergi merantau, singkat, padat, dan selalu berulang setiap saya pamit, setelah menempuh jarak ribuan kilo dan dirumah hanya kadang tak lebih dari 2 jam.

Dan saya selalu hanya manggut-manggut, mencium pipi dan tangan ibu dan kemudian pamit pergi.

Pelajaran keempat tentang kejujuran dari Ibu, mengandung berjuta arti dan konsekuensi.

Saya bukan orang cerdas dan pintar dengan berbagai teori ajaib di meja sekolah, yang saya pahami cuma nasihat sederhana tentang hidup, hidup adalah kejujuran.

Saya bisa berkata bahwa saya berlaku jujur kepada nenek (sebelum almarhum), saya bisa berkata bahwa saya berpuasa kepada mbah yai, saya bisa ndubus matur sama Ibu kalau saya selalu sholat, tapi saya yakin kalau selalu ada Malaikat Roqib dan Atid yang mencatat apa yang saya katakan dan lakukan, dan Allah yang menyaksikannya.

Kalau kejujuran adalah jujur kepada diri sendiri, jujur kepada orang lain, dan jujur kepada Allah.

Depok, 21 Mei 2012
        

No comments: