Thursday, April 26, 2012

Keadilan Pelacur Sang Lady Justice


Dalam legenda Yunani kuno terdapat kisah tentang Dewi Themis tentang keadilan yang coba dihadirkan manusia sebagai sebagai wakil Tuhan di muka bumi. 

Themis dalam mitologi Yunani adalah salah seorang Titan wanita yang memiliki hubungan dekat dengan Zeus. Ia memiliki Anak Horae dan Astraea dari Zeus. Ia juga ada di Delos untuk menyaksikan kelahiran Apollo. 

Themis berarti Hukum alam. Ia adalah tubuh dari aturan, hukum, dan adat. Kemudian, ia juga digambarkan mengenakan tutup mata. Ini dimaksudkan untuk mengindikasikan bahwa keadilan harus diberikan secara objektif tanpa pandang bulu, blind justice & blind equality.

Saya tertarik membaca kisah tentang Dewi Themis, dewi wujud keadilan yang coba dihadirkan manusia ke bumi, setelah semalem tidak bisa tidur tenang mendengar orang iseng atau orang yang terlampau sibuk sehingga siang hari tak ada waktu untuk sekedar mengecek seberapa kenceng gas sepeda motor.

Dongkol setengah mati saya mendengar orang iseng itu, dengan amarah meluap (lebay abies...:D) saya mencoba menelusuri dari mana asal suara itu datang, dan ternyata suara itu datang dari samping pos satpam, ada 3 orang sedang mengerumuni motor dan sayapun langsung istighfar sebelum semua makian binatang saya alamatkan :(.

Entah apa yang dipikirkan pak satpam, entah apa pak satpam malam tadi sedang tuli, atau jangan-jangan itu pak satpam sendiri (saya melihat dari jauh jadi tidak jelas pelakunya), atau itu kenalan pak satpam atau itu saudara pak satpam saya tidak tahu, yang jelas pak satpam tidak mungkin tidak mendengar atau tidak tahu ada kegiatan ilegal yang sangat mengganggu itu.

Ingatan saya kembali ke beberapa hari yang lalu, lelah setelah beberapa lama dijalan, kami mampir sebentar duduk dikantin, merokok dan ngobrol ringan tentang perjalanan tadi, di ruang tamu ada beberapa orang ngobrol juga, dan tiba-tiba musik yang mereka putar bersuara kencang namun langsung dimatikan, pak satpam yang kebetulan dengar langsung menegor mereka dan ngomong gak jelas panjang lebar :nohope:.

Dari dua peristiwa diatas, saya membandingkan, tidak mungkin pak satpam tidak mendengar suara motor yang dari jarak 50an meter masih keras dikuping dengan durasi yang sampai berjam-jam dan kondisi TKP yang ada disamping pak satpam, dibanding musik yang keras tapi berdurasi tak ada 5 detik dan kondisi TKP yang sama. 

Saya tidak ingin menunjuk hidung pak satpam sebagai pemegang justice, tapi sebagai pemegang hak untuk menegakkan keamanan dan kenyamanan penghuni telah berlaku tidak menutup mata saat memegang timbangan, beliau tidak berlaku objektif memutuskan kedua perilaku yang sebenarnya tidak bisa diperbandingkan walau mempunyai kesamaan sifat.

Atau ini hanya bagian dari fenomena gunung es, bahwa keadilan itu sangat naif untuk diperbincangkan dan diputuskan manusia, bahwa keadilan di negeri ini bisa dibeli oleh recehan dan jabatan. Menelisik dari berbagai peristiwa ditanah air, yang ujung-ujungnya hanyalah permainan semu untuk menutupi fakta sesungguhnya demi langgengnya kepentingan.

Sudah matikah Lady Justice itu, sudah tak adakah remah-remah sisa warisan keadilannya? sehingga pak satpam saja sudah merasa menjadi petinggi, dan memperlakukan Lady Justice menjadi pelacur. Pelacur yang akan dipakai kalau ada yang membayarnya :)


No comments: